Sunday, June 15, 2008

Persahabatan yang khusnuL khatimah

Pernahkah kita coba menghitung berapa jumlah teman yang kita miliki?
Pernahkah pula kita membuat daftar dan menghitung jumlah sahabat yang saatini benar-benar masih layak disebut sebagai sahabat?
Istilah teman dan sahabat secara tidak sengaja memang ada pada klasifikasi masing-masing, mulai dari teman biasa yang ada secara kebetulan (semisal teman sekolah,tetangga, dsb) pasti sebagian dari mereka ada yang kita akrabi dan ada yang tidak.
Sahabat kental akan menjadi belahan jiwa yang akan terasa hambar tanpa kehadirannya. Maka ruang dan waktu pun tak akan cukup membatasi jalinan yang ada.
Diantara tingkatan2 itu, semuanya ada pada range pertemanan dan persahabatan. Apapun klasifikasinya, persahabatan akan selalu ada dalam hidup kita, meski dengan orang yang berganti-ganti.
Tengoklah sahabat waktu di SD, biasanya berbeda dengan ketika duduk dibangku SMP atau SMA, apalagi di bangku perkuliahan.
Sahabat selalu berganti dan bervariasi.
Factor yang membuat kita dekat satu sama lain? Karena kita punya kelas yang sama,punya kegiatan yang sama, punya hobi yang sama, punya idola yang sama, atau punya tujuan yang sama.
Tak ayal, dari berbagai tujuan itu muncullah kelompok,
Ketika kelompok ini mulai berganti, ketika jarak dan waktu tak memungkinkan lagi untuk berkumpul, beraktivitas bersama atau sekadar bercengkerama bersama, masing-masing dari kita pun mulai mengambil jarak dan kelompok-kelompok baru,sahabat-sahabat baru. Sahabat yang lama pun mulia jarang bertemu, .

Ada masa ketika kita begitu lekat dan cair, ada masa ketika kita mulai meninggalkan. Namun, satu yang pasti, bahwa persahabatan tetaplah didasari oleh sebuah kepentingan.
Ketika kita memulai persahabatan dengan seseorang, baik secara individu maupun dalam kelompok/ komunitas, kepentingan itu dapat berupa penyaluran hobi, keinginan berbagi dan mendapatkan wawasan dan atau pencerahan . atau, malahan, kepentingan untuk merubah?
Nah, itulah kepentingan! Untuk melebur bersama, seringkali kita coba elak untuk disebut sebagai kepentingan atau pamrih.
Maka, ketika kepentingan itu mulai tak ada, di situlah persahabatan akan memudar bahkan terputus. Kadang kala, perpisahan itu terjadi begitu saja tanpa kita sempat untuk berpamit dan menorehkan kenangan perpisahan secara manis menjelang perpisahan.
kita diingatkan bahwa kita telah terlambat bersyukur, betapa nikmatnya sebuah kebersamaan dalam persahabatan saling membantu dan bekerjasama
Ya, terkadang kita lupa berdoa agar persahabatan pun menjadi khusnulkhotimah, berakhir dengan baik. Apa pun konfllik yang sedang terjadi, dari masa kemasa,kita seringkali lupa untuk menyempatkan berdoa semoga di masa mendatang akan berakhir dengan baik.